01

The Bad Seed

Video preview
 
This book is being read with permission from Harper Collins Publishers.
Buku ini dibaca dengan izin dari Harper Collins Publishers.
 
Hello, my amazing reading friends. It's Awnie. I'm so glad you're here.
Halo, teman-teman pembaca hebatku. Aku Awnie. Senang sekali kalian ada di sini.
 
Are you ready for a story?
Kalian siap dengar cerita?
 
Do you think someone who makes a lot of bad choices can change?
Menurut kalian, apa orang yang sering membuat pilihan buruk bisa berubah?
 
In this story, we'll meet a sunflower seed who's had a tough life.
Di cerita ini, kita akan bertemu biji bunga matahari yang hidupnya penuh kesulitan.
 
Let's see if he can turn things around as we read The Bad Seed.
Mari kita lihat apa dia bisa memperbaiki hidupnya saat kita membaca The Bad Seed.
 
If you have a copy, go get it so you can read along with me.
Kalau kalian punya bukunya, ambillah supaya bisa membaca bersama-sama denganku.
 
The Bad Seed, written by Jory John, illustrated by Pete Oswald.
The Bad Seed, ditulis oleh Jory John, diilustrasikan oleh Pete Oswald.
 
I'm a bad seed.
Aku biji yang buruk.
 
A bad seed.
Biji yang buruk.
 
Oh yeah, it's true.
Ya, itu benar.
 
The other seeds, they look at me and they say, "That seed is so bad."
Biji-biji lain menatapku dan berkata, “Biji itu benar-benar buruk.”
 
When they think I'm not listening, they mumble, "There goes a bad seed."
Saat mereka mengira aku tidak mendengar, mereka berbisik, “Itu dia si biji buruk.”
 
But I can hear them. I have good hearing for a seed.
Tapi aku bisa mendengar mereka. Pendengaranku tajam untuk ukuran biji.
 
How bad am I? You really want to know?
Seberapa buruk aku? Kalian sungguh ingin tahu?
 
Well, I never put things back where they belong.
Aku tidak pernah menaruh barang di tempatnya.
 
I'm late to everything.
Aku selalu terlambat.
 
I tell long jokes with no punchlines.
Aku suka cerita panjang tanpa akhir yang lucu.
 
Is this thing on?
Apakah ini menyala?
 
I never wash my hands or my feet.
Aku tidak pernah mencuci tangan atau kakiku.
 
Ew.
Ih.
 
I lie about pointless stuff.
Aku suka bohong tentang hal-hal sepele.
 
I cut in line every time.
Aku selalu menyerobot antrean.
 
Hey, what's the matter with you? We got to go!
Hei, kenapa sih? Kita harus berangkat!
 
I stare at everybody.
Aku suka menatap orang.
 
What are you looking at?
Kamu lihat apa?
 
I glare at everybody.
Aku melototi semua orang.
 
I finish everybody's sentences.
Aku suka menyela dan menyelesaikan kalimat orang lain.
 
And I never listen.
Dan aku tidak pernah mendengarkan.
 
And I do lots of other bad things too.
Aku juga melakukan banyak hal buruk lainnya.
 
Know why? Because I'm a bad seed.
Tahu kenapa? Karena aku ini biji yang buruk.
 
A bad seed.
Biji yang buruk.
 
I just can't help it.
Aku tidak bisa menahannya.
 
Sure, I wasn't always this bad.
Tentu saja, dulu aku tidak seburuk ini.
 
I was born a humble seed on a simple sunflower in an unremarkable field.
Aku lahir sebagai biji sederhana di bunga matahari biasa di ladang yang tak istimewa.
 
I had a big family.
Aku punya keluarga besar.
 
Everywhere we found ways of having fun.
Di mana pun, kami selalu menemukan cara untuk bersenang-senang.
 
We were close.
Kami sangat akrab.
 
But then the petals dropped and the flower drooped.
Tapi kemudian kelopak bunganya gugur dan batangnya merunduk.
 
It's kind of a blur.
Semuanya jadi samar.
 
Run for your life!
Lari, selamatkan diri!
 
I remember a bag.
Aku ingat sebuah kantong.
 
Everything went dark.
Semuanya menjadi gelap.
 
And then... then a giant!
Dan lalu... muncullah seorang raksasa!
 
I thought I was a goner.
Kupikir aku sudah mati.
 
I thought I was done for.
Kupikir aku sudah habis.
 
I screamed and I hollered.
Aku berteriak sekuat-kuatnya.
 
But I was spit out at the last possible second.
Tapi aku dimuntahkan pada detik terakhir.
 
I flew through the air and I landed under the bleachers with a huge thud.
Aku melayang di udara lalu jatuh di bawah tribun dengan bunyi gedebuk keras.
 
When I woke up, it was dark outside.
Saat aku sadar, di luar sudah gelap.
 
A lot of gum had softened my fall.
Segumpal besar permen karet melunakkan jatuhku.
 
I felt okay, but something had changed in me.
Aku baik-baik saja, tapi ada sesuatu yang berubah dalam diriku.
 
I'd become a different seed entirely.
Aku telah berubah jadi biji yang berbeda.
 
I'd become a bad seed.
Aku jadi biji yang buruk.
 
That's right. I stopped smiling.
Betul. Aku berhenti tersenyum.
 
I kept to myself.
Aku menyendiri.
 
I drifted.
Aku melayang tanpa arah.
 
I was friend to nobody and bad to everybody.
Aku tak berteman dengan siapa pun dan buruk pada semua orang.
 
I was lost on purpose.
Aku sengaja memilih tersesat.
 
I lived inside a soda can.
Aku tinggal di dalam kaleng soda.
 
I didn't care, and it suited me.
Aku tidak peduli, dan aku merasa cocok begitu.
 
Until recently. I've made a big decision.
Sampai baru-baru ini. Aku membuat keputusan besar.
 
I decided I don't want to be a bad seed anymore.
Aku memutuskan tidak mau jadi biji buruk lagi.
 
I'm ready to be happy.
Aku siap untuk bahagia.
 
It's hard to be good when you're so used to being bad.
Sulit jadi baik kalau sudah terbiasa jadi buruk.
 
But I'm trying.
Tapi aku berusaha.
 
I'm taking it one day at a time.
Aku jalani sedikit demi sedikit, hari demi hari.
 
Sure, I still forget to listen.
Ya, aku masih sering lupa mendengarkan.
 
Hey, I'm trying to talk to you!
Hei, aku sedang bicara padamu!
 
And I still show up late.
Dan aku masih sering terlambat.
 
And I still talk during movies.
Dan aku kadang bicara saat menonton film.
 
You won't believe what just happened... yeah, then he said...
Kalian tidak akan percaya apa yang baru saja terjadi... ya, lalu dia bilang...
 
And I do all kinds of other bad stuff.
Aku memang masih suka melakukan hal-hal buruk.
 
But I also say thank you and I say please.
Tapi aku juga belajar mengucapkan terima kasih dan tolong.
 
And I smile.
Aku tersenyum.
 
And I hold doors open for people.
Aku membukakan pintu untuk orang lain.
 
Not always, but sometimes.
Tidak selalu, tapi kadang-kadang.
 
And even though I still feel bad sometimes, I also feel kind of good.
Dan meski kadang aku masih merasa buruk, aku juga mulai merasa cukup baik.
 
It's sort of a mix.
Rasanya campur aduk.
 
All I can do is keep trying and keep thinking.
Yang bisa kulakukan hanyalah terus mencoba dan terus berpikir.
 
Maybe I'm not such a bad seed after all.
Mungkin sebenarnya aku tidak seburuk itu.
 
Hey look, there goes that bad seed.
Hei lihat, itu dia si biji buruk.
 
Actually, he's not all that bad anymore.
Sebenarnya, dia tidak terlalu buruk lagi sekarang.
 
I heard that.
Aku dengar itu.
 
Even though the seed faced difficult challenges,
Meskipun biji itu menghadapi banyak tantangan berat,
 
He was able to make positive changes in his life by altering his thoughts and behavior.
Ia berhasil membuat perubahan positif dalam hidupnya dengan mengubah pola pikir dan sikapnya.
 
I hope you enjoyed our story today. See you next time!
Semoga kalian menikmati cerita kita hari ini. Sampai jumpa lagi!
 

Vocabulary List

sunflower seed (noun): biji bunga matahari
seed (noun): biji
mumble (verb): bergumam, berbicara pelan tidak jelas
punchline (noun): bagian lucu/akhir cerita lelucon
pointless (adjective): tidak ada gunanya, sia-sia
stare (verb): menatap (dengan lama dan tajam)
glare (verb): melotot, menatap dengan marah
humble (adjective): sederhana, rendah hati
droop (verb): merunduk, tertunduk lemas
blur (noun/verb): samar / menjadi kabur
holler (verb): berteriak keras
bleacher (noun): tribun (biasanya tempat duduk bertingkat di stadion atau gedung olahraga)
thud (noun): bunyi gedebuk (jatuh benda berat/keras)
drift (verb): melayang, hanyut, terombang-ambing tanpa arah
suit (verb): cocok, sesuai, pas (dengan seseorang atau situasi)
show up (phrasal verb): muncul, datang